Namita, wanita paruh baya yang tinggal di India bagian utara menganggap Buru si kera sebagai anak ketiganya.
"Ya, aku menyusuinya. Ia adalah putraku" Katanya, sambil membelai keranya
Sekitar 4 tahun lalu, suaminya penebang kayu menemukan bayi kera yang sekarat di sebuah pohon setelah badai yang dahsyat. Lalu ia membawa pulang kera itu ke rumahnya.
"Kera itu sakit karena badai, dan ia kehilangan orang tuanya. Aku memutuskan untuk memberinya kepada putriku" Kata Namita
Saudara
Putri-putri Namita, Dipti dan Tripti memperlakukan kera itu layaknya saudara mereka sendiri.
"Kami mengikat Rakhi (benang suci) di pergelangan Buru selama festival India. Dimana festival itu para saudara perempuan mendoakan yang terbaik bagi saudara laki-lakinya" ujar Dipti anak pertama Namita
Namita dan suaminya memperoleh pendapatan sekitar $100 (1 juta rupiah) perbulan, dan di akhir bulan mereka nyaris tidak bisa memenuhi kebutuhan keluarga mereka sendiri. Meskipun demikian itu tidak menghalangi Namita untuk mengeluarkan uang untuk kebutuhan si kera.
Namita marah ketika wartawan menyebut Buru 'kera peliharaan'.
"Bagiku Buru bukanlah peliharaan, dia adalah putraku. Tolong luruskan itu" protes Namita
"Aku tidak mempunya putra. Tapi akhirnya Tuhan memberikannya padaku (Buru)" ucap Namita sambil terus menyusui 'putranya' itu.
Buru sudah berusia 5 tahun, dan pada saat Namita ditanya apakah Buru sudah terlalu tua untuk disusui karena anak seusia itu pasti sudah tidak disusi lagi. Ia menjawab "Aku akan terus menyusuinya selama ia menginginkannya. Ia akan terus menjadi putra kecilku". Katanya
Namita juga memberi kera kesayangannya itu 'susu sapi mahal' yang bahkan ia sendiri tidak mampu membelikan untuk putri-putrinya.
Para ibu-ibu di India sangat memanjakan putra-putranya dan memberikan mereka apa yang tidak diberikan kepada putri-putri mereka. Mereka percaya sebuah keluarga belumlah lengkap tanpa seorang putra, maka dari itu mereka sangat mendambakan putra walaupun hanya satu.
Tidak Normal
Sangat jarang bagi seseorang untuk mengadopsi seekor kera.
Para tetangga Namita menganggap perlakuannya kepada keranya 'agak tidak normal'.
"Kami mempunyai peliharaan, tetapi memperlakukan seekor kera sebagai manusia atau sebagai anak anda sendiri adalah tidak normal" Kata Subal Paul tetangga Namita.
Buru biasanya tetap di rumah tapi sering terlihat di atas atap rumah tetangga mencuri pisang. Para tetangganya protes atas kelakuan Buru tapi Namita menolak untuk merantai 'putranya' itu.
"Kera itu terlalu dimanjakan" kata Meena, kerabat dari Namita.
Tapi itu semua tidak menghalangi Namita untuk tetap menyayangi Buru.
"Aku tidak perduli apa yang mereka katakan. Buru adalah putraku" Katanya.
so sweet.....
sumber BBC
2 komentar:
aneh juga ya
Kok gak geli ya? hehehe
Posting Komentar