Kebanyakan wanita akan kesulitan menangani enam pasang anak kembar sendirian, tapi ini menjadi lebih sulit bagi Gladys Bulinya - karena sebagian besar masyarakat di kenya berpikir bahwa anak kembar adalah hal terkutuk.
Kerabatnya tidak ada yang mau membantunya, bahkan suaminya sendiri meninggalkannya -takut bahwa Gladysadalah pembawa sial - setelah kelahiran sepasang anak kembar yang ke enam tahun lalu
Jadi wanita 35 tahun ini hidup sendirian dengan 10 dari ke 12 anaknya di sebuah rumah yang hanya mempunyai satu ruangan beratapkan rumput jerami yang terletak beberapa mil dari tepi danau victoria.
Ia menjelaskan bahwa ia pertama kali hamil saat SMA - tapi sayang sekali pacarnya masih terlalu muda untuk menikahinya.
Kesedihan Gladys memuncak ketika keluarganya sendiri menyuruh dia untuk meninggalkan bayinya di rumah sakit untuk diadopsi orang lain.
Tradisi Bukusu yang membunuh bayi kedua dari bayi-bayi kembar sudah tidak lagi dipraktekkan pada jaman sekarang, mekipun kasus pembunuhan bayi sesekali masih dilaporkan di daerah pedesaan di Kenya Barat.
Kawin Paksa
Untungnya pada waktu itu ayah dari pacarnya mengetahui kembar yang ditinggalkan di rumah sakit. Pada sejak saat itu pula Ayah dari pacarnya itu merawat mereka.
Tapi masalah tidak berhenti di situ. Lima tahun kemudian Gladys jatuh cinta kepada seorang guru sekolah dasar dan kemudia menikahinya.
Dia tinggal bersama keluarganya sampai ia melahirkan anak kembar . . . . lagi. Duncan dan Dennis.
Khawatir bahwa Gladys akan membawa pertanda buruk, suaminya mengejarnya karena Gladys melahirkan anak kembar.
"Saya dipaksa naik ojek dengan anak kembar saya dan dikirim ke rumah orang tua saya" Katanya
Sekali lagi, keluarganya tidak menaruh simpati kepada Gladys. Mereka masih beranggapan Gladys terkutuk karena anak kembarnya. Merekapun tidak sudi Gladys tinggal di rumah mereka.
Kemudian untuk menyingkirkan Gladys, mereka menyelenggarakan pernikahan lain untuknya, dengan seorang pria yang 20 tahun lebih tua darinya.
Pria itu setuju, karena ia pun belum juga mendapatkan istri pada usianya yang sudah agak tua.
Tapi memang takdir Tuhan sehingga Gladys melahirkan anak kembar lagi.
"Mercy dan Faith lahir pada 2003, Carren dan Ivy lahir pada 2005, Purpose dan Swin lahir pada 2007" Kata Gladys
Tapi pada saat kelahira kembar yang ke enam bagi Gladys - Baraka dan Prince. Suaminya memutuskan untuk meninggalkan Gladys sendirian.
"Sekarang saya harus melakukan banyak pekerjaan aneh untuk menghidupi ke 10 anak saya karena saya tidak tahu kemana ayahnya pergi, tapi meskipun ia ada disini ia sudah terlalu tua untuk bekerja". Katanya
"Tidak ada Penyesalan"
Beberapa dari anak Gladys bersekolah di SMP setempat
Anak-anak perempuannya yang berusia lima tahun secara bergantian merawa Baraka dan Prince yang baru lima bulan, sementara ibu mereka bekerja menyiangi ladang pertanian atau menjadi babu cuci untuk tetangganya.
Dennis yang berusia sebelas tahun mendapatkan beasiswa di sebuah sekolah asrama swasta setempat. Sementara kembarannya Duncan ingin menjadi peternak.
"Saya memutuskan untuk mendukung salah satu dari mereka, hanya itulah yang saya mampu lakukan untuk mereka" Kata Margaret Khanyunya, direktur akademi St Iddah
Jatah jagung bulanan Duncan untuk tugas ia dapat dari pekerjaannya sebagai penggembala cukup untuk memberi makan seluruh keluarga.
Menjadi keluarga kembar sering dikucilkan oleh masyarakan kenya.
Gladys mengatakan bahwa ia tidak menyesali apa yang ia rasakan sekarang, tapi ia melihat semua anak-anaknya ialah berkah dari Tuhan.
0 komentar:
Posting Komentar